yaitu dua perusahaan atau lebih yang terpisah
bergabung menjadi satu entitas akuntansi :
¨Akuisisi (acquisition) = pengambilalihan suatu perusahaan oleh
perusahaan lain atau oleh kelompok investor.
Akuisisi
sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan
produk akan diserap oleh pasar
contoh
Akuisisi : "BenQ mengakuisisi Siemens”
Hanya membeli kepemilikan, perusahaan masih jalan sendiri-sendiri.
A + B = A + B
¨
Merger adalah proses difusi atau penggabungan dua (atau lebih) perseroan dengan salah satu di antaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.
A + B + C = A
Merger terbagi menjadi tiga, yaitu:
ØMerger
horizontal,
adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya sama), misalnya merger antara dua perusahaan roti, perusahaan SEPATU
ØMerger vertikal, adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Contohnya: perusahaan pemintalan benang merger dengan perusahaan kain, perusahaan ban merger dengan perusahaan mobil.
ØKonglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya perusahaan sepatu merger dengan perusahaan elektronik atau perusahaan mobil merger dengan perusahaan makanan. Tujuan utama konglomerat ialah untuk mencapai pertumbuhan badan usaha dengan cepat dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Caranya ialah dengan saling bertukar saham antara kedua perusahaan yang disatukan.
¨
Konsolidasi adalah penggabungan badan usaha dengan cara mendirikan perusahaan baru untuk mengambil alih kekayaan bersih dua atau lebih perusahaan lain.
A +
B + C = Z
¨Penggabungan usaha dapat dipertanggung jawabkan dengan metode akuntansi :
– Purchase Method / Metode pembelian Metode umum yang digunakan dalam penggabungan usaha
– Pooling of
interest / Metode penyatuan kepentingan Hanya untuk penggabungan usaha yang memenuhi syarat/kriteria tertentu.
PENGABUNGAN USAHA DENGAN METODE PEMBELIAN
Metode pembelian (Purchase Method) didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang bergabung
Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya
Biaya untuk memperoleh perusahaan ( biaya perolehan ) ditetapkan dengan cara yang sama seperti pada transaksi lain
Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan
PROSEDUR AKUNTANSI PENGGABUNGAN USAHA METODE PURCHASE
¨Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan
yang digabung sebesar nilai wajarnya
¨Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan)
¨Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga pasar pada tanggal transaksi penggabungan
¨Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau
yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan)
¨Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan
yang digabung. Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening
goodwill pada kelompok aktiva
Contoh Soal :
PT. ALI berniat akan mengambil alih aktiva bersih milik PT. BADU dengan cara mengeluarkan
18.000 lembar sahamnya dengan nilai nominal @ Rp
10.000,- dan nilai pasarnya @ Rp 20.000,-. Biaya - biaya penggabungan
yang timbul adalah sebagai berikut :
Jawaban :
AKUNTANSI UNTUK INVESTASI SAHAM
Akuntansi untuk Investasi Saham terdiri atas 2 metode yaitu :
1.Cost Method (Metode Biaya)
Metode biaya adalah metode pencatatan investasi yang pada awal perolehan investasi :
¤
investor mencatat investasi sebesar biayanya (historical cost accounting),
¤ dividen maupun distribusi laba dicatat sebagai penghasilan (pendapatan dividen), namun
apabila dividen yang diterima melebihi bagian investor atas laba investee dipandang
sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurang investasi sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi.
Secara akuntansi, metode biaya harus diterapkan oleh investor yang
memiliki saham berhak suara pada perusahaan lain (investee) baik secara langsung maupun secara tidak langsung dengan kepemilikan kurang dari
20%.
CONTOH KASUS UNTUK COST METHOD
PT.
A (investor) membeli Rp. 150.000.000,- untuk 15.000 lembar saham (15%) saham berhak suara PT. B (investee). Pada tangal pelaporan keuangan (umumnya
tgl.31 des) PT B memperoleh laba Rp. 50.000.000.- dan PT.
B membagikan dividen sebesar Rp. 40.000.000,-.
Dengan kepemilikan
15% (kurang dari 20%), maka secara akuntansi
PT. A wajib menggunakan metode biaya untuk mempertanggungjawabkan investasinya,
Jurnal yang dibuat oleh PT A adalah sebagai berikut :
a. Pada saat perolehan investasi
Investasi pada
PT.B Rp.
150.000.000
Kas/bank Rp.
150.000.000
(jurnal untuk mencatat investasi
15% saham PT.B)
b. Pada saat PT.B memperoleh laba
-tidak ada jurnal-
c. Pada saat PT. B membagikan dividen
Kas/Bank Rp. 6.000.000
Pendapatan Dividen Rp. 6.000.000
(jurnal untuk mengakui penerimaan dividen dari
PT.B, (15% X Rp.40.000.000 = Rp. 6.000.000))
Pencatatan dalam Laporan Keuangan :
PT. A harus mengakui :
(1).penghasilan dividen dari PT.B sebesar Rp. 6.000.000,- dalam laporan laba rugi,
(2).Untuk investasi dilaporkan dalam neraca dan disajikan sebagai aktiva lancar atau aktiva tidak lancar tergantung dari jenis investasinya,
(3).juga perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tentang investasi yang dilakukan pada PT.B.
2.Equity Method (Metode Ekuitas)
Metode ekuitas adalah metode pencatatan investasi yang :
v Pada awal perolehan investor mencatat investasi sebesar biayanya,
vdividen maupun distribusi laba dicatat sebagai pengurang akun investasi.
vNilai investasi ditambah atau dikurangi dengan bagian laba/rugi investor pada perusahaan asosiasi setelah tanggal perolehan. Untuk investasi dalam perusahaan asosiasi diatur dalam PSAK No. 15 tentang Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi
Metode ekuitas harus diterapkan oleh investor yang memiliki saham berhak suara pada perusahaan investee baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kepemilikan 20%
- 50%.
Contoh Kasus Equity Method :
PT.
A (investor) membeli Rp. 300.000.000,- untuk 30.000 lembar saham (30%) saham berhak suara PT. B (investee). Pada tangal pelaporan keuangan (umumnya
tgl.31 des) PT B memperoleh laba Rp. 50.000.000.- dan PT.
B membagikan dividen sebesar Rp. 40.000.000,-.
Dengan kepemilikan
30% (lebih dari 20%), maka secara akuntansi
PT. A wajib menggunakan metode ekuitas untuk mempertanggungjawabkan investasinya
jurnal yang dibuat investor (PT.A) adalah sebagai berikut :
a. Pada saat perolehan investasi
Investasi pada
PT.B Rp. 300.000.000
Kas/bank Rp. 300.000.000
(jurnal untuk mencatat investasi 30% saham PT.B)
b. Pada saat PT.B memperoleh laba
Investasi pada PT
B Rp. 15.000.000
Laba dari PT.B Rp. 15.000.000
(jurnal untuk mengakui bagian PT.A atas laba PT.B (30% X Rp. 50.00.000 = Rp. 15.000.000))
c. Pada saat PT. B membagikan dividen
Kas/Bank Rp. 12.000.000
Investasi pada
PT.B Rp. 12.000.000
(jurnal untuk mengakui penerimaan dividen dari PT.B (30% X Rp.40.000.000))
Pencatatan dalam Laporan Keuangan
PT. A harus mengakui :
1. penghasilan (Laba) dari PT. B sebesar Rp. 15.000.000,- dalam laporan laba rugi,
2.Investasi dengan metode ekuitas dalam neraca harus disajikan sebagai aktiva jangka panjang dan diungkapkan dalam pos terpisah dalam neraca.
3.Dan pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan untuk daftar perusahaan investasi.
Akuntansi untuk Kelebihan Biaya Investasi atas Nilai Buku yang diperoleh
PT
A memiliki 30% saham PT Z. Diasumsikan bahwa menurut Neraca, jumlah aktiva PT Z : Rp
15.000.000, sedangkan total Liabilities : Rp 3.000.000 dan Total Equity Rp 12.000.0000 .Nilai buku (book value) dari persediaan, aktiva lancar lainnya, peralatan, dan wesel bayar masing2 adalah : Rp 3.000.000, Rp 3.300.000, Rp 5.000.000, dan Rp 2.000.000. Sedangkan nilai pasar wajarnya masing2 adalah Rp 4.000.000, Rp. 3.100.000, Rp 8.000.000 dan Rp 1.800.000
Selisih yang teridentifikasi dari aktiva tertentu adalah:
1.Persediaan : 30%x (4.000.000 –
3.000.000) = 300.000
2.Aktiva Lancar Lain: 30%x
(3.100.000-3.300.000) = (60.000)
3.Peralatan (equipment) : 30%
x(8.000.000-5.000.000) = 900.000
4.Wesel
Bayar (Note Payable) : 30% X(1.800.000-2.000.000) = 60.000.
Jika pada tanggal 1 Juli PT Z membayar dividen sebesar Rp 1.000.000.000 dan
melaporkan laba tahun tersebut Rp 3.000.000.000,
maka jurnal yang dibuat adalah :
Tanggal 1 Juli :
Kas Rp. 300.000
Investasi dalam PT Rama Rp 300.000
(untuk mencatat dividen yang diterima dari PT Rama -> 1.000.000.000 x 30%)
31 Desember
Investasi dalam PT Rama Rp 900.000
laba dari PT Rama Rp 900.000
(untuk mencatat ekuitas dalam laba PT Rama -> 3.000.000.000 x 30%)
31 Desember
laba dari PT Rama Rp 300.000
Investasi dalam PT Rama Rp 300.000
(untuk mencatat penghapusan kelebihan yang dialokasikan ke persediaan, yang telah dijual pada tahun berjalan)
31 Desember
Investasi dalam PT Rama Rp 60.000
laba dari PT Rama Rp 60.000
(untuk mencatatkredit laba atas aset lancat lailnnya yang dinilai terlalu tinggi yang dijual pada tahun berjalan)
31 Desember
laba dari PT Rama Rp 45.000
Investasi dalam PT Rama Rp 45.000
(untuk mencatat penyusutan atas kelebihan yang dialokasikan ke peralatan yang dinilai terlalu rendah dengan sisa umur manfaat 20 tahun (900.000/20 tahun)
31 Desember
laba dari PT Rama Rp 12.000
Investasi dalam PT Rama Rp 12.000
(untuk mengamortisasi kelebihan yang dialokasikan ke wesel bayar yang dinilai terlalu tinggi selama sisa umur wesel -> 60.000/5 tahun)
Kelima ayat jurnal terakhir melibatkan akun laba dan investasi sehingga dapat mencatat labanya per 31 Desember dengan Jurnal :
Investasi dalam PT Rama Rp 603.000
Laba dari PT Rama Rp. 603.000
Pembelian Saham secara langsung dari Investee
Jika investor membeli saham langsung kepada investee, kepemilikan saham investor dihitung :
saham yang diperoleh dibagi saham investee
yang beredar
.
Apabila perusahaan investee memiliki saham preferen kumulatif yang beredar, Investor saham biasa akan menghitung bagiannya atas laba atau rugi setelah menguranginya dengan dividen saham preferen.
Pos-Pos Luar Biasa, Penyesuaian Kumulatif dan Pertimbangan Lainnya
Contoh soal : Asumsikan bahwa Carl Co. memiliki 40% saham Homer Co. yang beredar dan laba Homer untuk tahun 2009 adalah sebagai berikut (dalam ribuan) :
Laba dari operasi berlanjut sebelum pos luar biasa 500
Pos luar biasa - kerugian akibat kecelakaan (dikurangi pajak penghasilan) ( 50)
Laba Bersih 450
Jurnal yang dicatat adalah :
Investasi dalam Homer 180 *
Kerugian akibat kecelakaan 20**
Laba dari Homer 200***
* 40% (kepemilikan) x Laba bersih (450)
** 40% (kepemilikan) x Kerugian yang ditimbulkan
*** 40% (kepemilikan) x Laba kotor (sebelum pos luar biasa)
Jika Investasi bersifat Signifikan (Material), investor
harus mengungkapkan Informasi berikut :
1.Nama setiap investee dan % kepemilikan saham biasa
2.Kebijakan akuntansi investor yang berhubungan dengan incvestasi dalam saham biasa
3.Perbedaan (jika ada) antara jumlah ketika investasi dilakukan dan jumlah ekuitas pokok dalam aset bersih (termasuk perbvedaan
Untuk transaksi dengan pihak terkait, pengungkapan yang diperlukan termasuk:
1.Sifat Hubungan
2.Deskrispsi transaksi
3.Nilai dollar transaksi dan setiap perubahan metode yang digunakan dari periode sebelumnya
4.Jumlah utang/piutang kepada pihak-pihak terkait pada tanggal neraca untuk setiap neraca yang disajikan