Find it and Do It

Good Luck. God Bless You

Tuesday, October 13, 2015

Menjadi Tutor UT... Curhat session

Ayah saya sangat menginginkan saya menjadi seorang pendidik, entah itu guru, dosen, atau pendeta. Mungkin karena ayah saya berlatar belakang pendidikan. Sementara saya sendiri tidak tertarik untuk itu, apalagi menjadi pendeta, saya sangat sadar diri hihihi. Saya kuliah mengambil jurusan Akuntansi dengan beasiswa full dari Universitas Kristen Petra Surabaya.

Ketika lulus kuliah, saya bekerja di sebuah perusahaan di Surabaya dan menjadi staf bagian Finance and Accounting. Sayangnya itu tidak bertahan lama. Saya resign dan berusaha mencari pekerjaan yang lain. Lalu ada tawaran untuk mengajar di sebuah SMP Swasta di Surabaya dengan gaji yang lumayan dan saya menolaknya. Saya memilih menjadi Konsultan Keuangan yang memang sesuai jurusan saya. Saat itu saya tahu dari intonasi ayah saya lewat telepon bahwa dia kecewa.

Ketika kemudian ada pendaftaran CPNS di Toraja, orang tua menelepon saya untuk mendaftar. Tak ingin mengecewakan mereka untuk kedua kalinya, saya lalu meng-IYA-kan dengan syarat, kalo tidak lulus, saya tidak akan mau lagi mendaftar PNS karena PNS tidak pernah menjadi cita-cita saya mengingat reputasi PNS di kalangan orang awam (termasuk saya) kurang baik. Tapi ternyata Puji Tuhan saya lulus lewat test tanpa harus membayar sana sini seperti yang banyak diperbincangkan orang.

Mahasiswa Akuntansi Semester 3 Tahun 2015


Mahasiswa Akuntansi Semester 5 Tahun 2015

Beberapa tahun setelah menjadi PNS, teman saya merekomendasikan saya untuk mengajar/membimbing mahasiswa di Universitas Terbuka di Tana Toraja. Saya masih sempat konfirmasi bahwa latar belakang pendidikan saya bukan S2. Saya masih S1. Pihak kampus mengatakan itu bukan masalah. 

Mengingat ayah saya sangat menginginkan saya menjadi pendidik, dan terdorong oleh keinginan untuk belajar lagi akhirnya saya meng-IYA-kan walaupun dengan sedikit keraguan, apakah saya kompeten untuk mengajar. Saya hanya sering mengajar anak sekolah minggu, bukan materi kuliah. Pun di kampus dulu, saya tidak termasuk mahasiswa dengan prestasi Cum Laude. Namun saya berpikir, mungkin ini cara Tuhan menjawab doa ayah saya agar saya menjadi pendidik.Dan saya ingin membuatnya bangga walaupun dengan hal kecil yang mungkin bisa saya lakukan di dunia pendidikan.

Saya sungguh bersyukur bisa membimbing mahasiswa UT dengan segala keterbatasan yang saya miliki, saya tidak lebih hebat dari mereka. Mereka bahkan jauh lebih hebat daripada yang saya pikirkan. Mereka punya cara belajar yang berbeda dengan mahasiswa umum. Kuliah tatap muka mereka dengan tutor (istilah UT untuk dosen) hanya 8x termasuk di dalamnya 3x test Tutorial dan tugas setiap kali pertemuan. Selebihnya mereka belajar mandiri untuk menghadapi Ujian Akhir Semester. 

Saya mencoba berbagai cara yang sekiranya bisa membangkitkan minat mereka untuk belajar, dan mengingat setidaknya beberapa materi kuliah tanpa harus mengantuk.Kadang saya harus menahan emosi di kelas ketika mahasiswa sibuk dengan kegiatannya sendiri sementara rekannya presentasi materi di depan kelas. Bahkan sekali saya pernah marah kepada mereka.Saya mencoba cara lain dan Puji Tuhan, cara terakhir yang saya tempuh membuat mereka bersemangat di dalam kelas (setidaknya itu yang terlihat).

Tiga semester bersama mereka, cukup membuat saya mengenal karakter dan cara belajar mereka. Dengan menjadi tutor dan mendampingi mereka belajar, membuat saya mengingat kembali materi kuliah saya, bahkan beberapa materi baru. Saya pun banyak belajar dari mahasiswa saya. Saya sadar bahwa mengajar dengan baik  tidak mungkin tanpa persiapan yang cukup. Bagi saya mempersiapkan diri dengan baik sebelum mengajar adalah wujud seorang dosen/tutor menghargai diri sendiri dan menghargai mahasiswa. Untuk mengajar dua jam di kelas, sangat mungkin persiapannya lebih dari dua jam, atau bahkan dua hari. Itupun kadang masih ada yang miss!

Persiapan fisik dan mental pun penting buat saya. Mahasiswa dengan aneka ragam karakter dan cara belajar memang menjadi tantangan tersendiri.Kelemahan saya adalah kurang tepat waktu masuk di kelas. Karena banyaknya kegiatan lain dan pekerjaan utama saya sebagai PNS, saya harus rela memundurkan jam belajar 30 menit. Untuk itu saya minta maaf mahasiswaku sayang :-)

Semester ganjil 2015 ini mungkin menjadi semester terakhir saya bersama mahasiswa UT karena harus pindah wilayah kerja. Namun saya sangat berharap mereka bisa selesai dengan prestasi akademik yang baik dan akan menjadi lulusan Akuntansi yang diperhitungkan di luar sana. Tetaplah semangat! Jangan biarkan orang di luar sana memandang rendah anda sebagai lulusan UT. JIAYOU!

No comments:

Post a Comment